ADA APA DENGAN KELAMPAI???
(Artikel)
Berawal dari pengalaman orang tua di (Serambai, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau) pedalaman Kalimantan Barat yang mengumpan bubu dan lutaunya (sejenis alat/perangkap untuk menangkap ikan) dengan biji kelampai, muncullah ide bahwa biji kelampai bisa dijadikan pakan ikan. Masih dari Serambai, seorang pemburu yang suka mengintai babi hutan (celeng) di bawah pohon kelampai, memunculkan ide bahwa biji kelampai dapat dijadikan pakan babi. Dan sekali lagi dari Serambai, sisa biji kelampai dalam piring seorang anak yang makan biji kelampai yang sudah direbus atau disalai, berkerumun semut untuk memakan sisa biji kelampai itu. Pengalaman itu memuncul hipotesis bahwa dalam biji kelampai terdapat glukosa. Di kalangan masyarakat Dayak di Kabupaten Landak, biji kelampai (kalampe) dijadikan pakatikng (biji kelampai yang diferrmentasikan untuk dijadikan lauk pada waktu makan).
Berdasarkan pengalaman di atas, biji kelampai (Elateriospernum tapos) menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Motivasi meneliti biji kelampai semakin tumbuh setelah melihat kuaci yang terbuat dari biji bunga matahari atau biji semangka (yang tidak seberapa enak dibandingkan dengan rasa biji kelampai) dikirim bertruk-truk banyaknya ke berbagai pedalaman di daerah Kalimantan Barat. Muncul pertanyaan: "Mengapa biji kelampai yang berlimpah pada musimnya itu sering dibiarkan berserakan di bawah pohonnya?" Bukankah biji kelampai bila diolah dapat mendatangkan manfaat bagi kehidupan kita, mengingat biji kelampai dapat dijadikan makanan ringan maupun pakan ternak yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Tentu saja sebelum diolah langkah ilmiah yang bijak adalah menelitinya terlebih dahulu sehingga wawasan dan pengetahuan orang mengenai biji kelampai menjadi bertambah. Sebab salah satu misi sebuah penelitian adalah menyampaikan informasi bagi orang banyak.
Menyadari misi tersebut sebagai masyarakat ilmiah siswa-siswi SMA 1 Ngabang, kabupaten Landak telah melakukan penelitian terhadap biji kelampai yang mereka beri judul "Menguji Kandungan Nutrisi pada Biji Kelampai (Elateriospernum tapos)". Penelitian yang dilakukannya bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan nutrisi yang terkandung dalam biji kelampai, dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik observasi atau pengamatan. Biji kelampai yang masih ada di pohonnya dipetik dari dari pohonnya dan yang sudah jatuh dipungut dan dibawa ke dalam laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Ngabang. Di laboratorium biji tersebut diuji untuk mengetahui nutrisi apa yang terkandung di dalamnya.
Hasil uji kandungan nutrisi dalam biji kelampai ini telah membuktikan bahwa biji kelampai ternyata mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita di antaranya, karbohidrat, protein, glukosa, dan lemak. Mengingat kandungan nutrisi yang ada di dalam biji kelampai cukup banyak, sangat diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dan mendetail terhadap biji kelampai ini. Di samping itu, diperlukan suatu pemikiran dan eksperimen yang akhirnya bermuara pada dihasilkannya teknologi tepat guna sebagai pengolah biji kelampai baik sebagai makanan ringan maupun pakan ternak. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi peneliti dan pencinta tanaman khususnya kelampai.
Juara II Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI)
Hotel Merpati Pontianak, 8 s.d 10 November 2012
Novy Lorenta (11 IPA.A)
Bagus Eko Nugroho (11 IPA.A)
Windi Kurniasari (11 IPA.A)
Agustin Risma Yuana (11 IPA.A)
Cici Hendrika (10.H)
sangat bermanfaat pak..
BalasHapusTrims, Mas... Blog Anda juga sumber inspirasi bg pembaca..
Hapus